Wednesday, February 29, 2012

Kenali trik dan “tricky” penjualan “anis merah trah”

Kicau Nusantara

Pernah dengar istilah “anis merah trah”? Pernah dengar pula “anis merah pesisiran”? Benarkah mereka ada ataukah semua itu sekadar trik dagang? Penasaran dengan isu-isu itu, saya pun kontak teman yang selama ini tahu masalah bisnis
per-anis merah-an di Bali. Simak saja penuturannya. Namun perlu dicatat, kebenaran cerita sobat ini masih perlu saya konfirmasikan dengan catatan saya tetap berkomitmen menutup rapat identitas dirinya.

Berikut inilah penuturannya (saya edit seperlunya untuk nama orang dan juga nama burung, demi menjaga diri dari menyebar fitnah).

Pada dasarnya mereka mutlak
bisnis anis merah dengan beroreantasi pada grafik penjualan yang semakin tinggi. Bermaterikan promosi nama-nama burung yang pernah menjadi juara di lomba-lomba besar nasional, mereka mempromosikan adanya trah burung jawara dengan menyebutnya anis merah trah. Akibatnya dengan demikian pembeli dengan gampang dibohongi karena dia mengandalkan seorang calo burung yang pinter memilih body bagus dan bukan trah aslinya seperti yang dimaksud dalam promo.

Dia sendiri tidak pernah turun ke petani secara langsung dan hanya dari teori di atas meja, serta sibuk promo naik kapal terbang kesana kemari. Salah satu burung yang dia pegang dengan trah “XX” (saya singkat dan samarkan- Duto), itu adalah nama salah satu ring dari teman saya satu kampung. Burung dengan ring XX pernah moncer di Jogja. Kemarin dia bilang trah XX sudah ada dan baru tumbuh bulu ekor seperempat dalam promonya di Jogja. Tapi setelah 5 hari burung yang dimaksud datang, kok sudah full ekor dan dadanya sudah merah. Padahal untuk mencapai kondisi itu perlu waktu lebih dari sebulan.

Teman saya di Jogja tertawa dalam hati melihat kejanggalan itu karena kenyataannya si penjual membawa ring-ring longgar atas namanya dan salah satu group tertentu, yang bisa dipasangkan dan dilepas pada kaki burung setiap saat.

XX aslinya belum keluar sama sekali karena petani dan pengepulnya teman saya dan petaninya dekat banget dengan saya karena kita sering sama-sama di pura karena beliau adalah seorang Pemangku atau orang suci. Cuma anakan pertama kemarin ada satu sarang isi tiga, tetapi semuanya cewean.

Dengan trik-trik itu banyak yang kena tipu, sebab sebelum burung datang sudah ditransfer uangnya. Dan dengan dalih trah yang sama, dia menjual pula telur-telur anis merah yang masih hangat di sarangnya. Telur seperti itu di daerah Singaraja memang ada yang ditetaskan dengan mesin penetas. Dengan penjelasan soal penetasan dengan mesin tetas untuk telor “anis merah trah” itu pula banyak orang yang transfer uang untuk indent.

“Tapi itu semua omong kosong. Trah yang disebut-sebut itu tidak ada. Kalaupun ada, pengepul-pengepul lain siap merogoh koceknya buat memberi DP si trah yang masih berupa telor tapi dipanen setelah umur 7 sampai 9 hari agar di habitatnya burung betina tidak stres”.

Kebohongan selanjutnya adalah menjual anis merah yang disebut sebagai anis merah pesisir, yang disebutkan hidup dekat dengan pantai atau lautan di daerah Gilimanuk Bali barat. Setelah saya hubungi teman di sana, disebutkan di pesisir itu adanya hanya kepiting, siput laut, ular laut dan makhluk laut lainnya plus hutan bakau yang tidak cocok dengan anis merah.

Kalaupun ada itu anis merah pesisir, adanya jauh dari pesisir dan itu sudah termasuk daerah pegunungan. Dalam cerita bohongnya, disebut-sebut pula anis merah ring Bobby Tista yang disebutkan ada di dekat pantai meski sebenarnya berada di daerah perbatasan pegunungan Pupuan dan Singaraja. Tapi itu sudah termasuk daerah Singaraja, eh dibilang berlokasi di pesisir rumahnya. Saya pernah kesana sama teman!

Modus penjualan anis merah seperti itu telah memakan banyak korban dan anehnya tiap orang luar memposting foto anis merah minta saran perawatan di dalam grupnya di FB, bukan untuk jualan, langsung ditelepone dan disuruh menghapus. Saingan bisnis lain kalau bisa biar mengendap di lumpur untuk selamanya!

Begitulah Om trik-trik dia seperti minta orang transfer uang dulu untuk beberapa butir telor anis merah yang disebutkan keturunan trah tertentu.

Kita petani Pupuan sangat tidak mendukung penjualan telor anis merah seperti itu. Selain tidak logis untuk diperjualbelikan karena masih telor — yang beda dengan telor ayam kampung – juga merusak habitat si anis merah di habitat liarnya.

Begitu sobat, penuturan seorang teman. Tentang isi kebenarannya, jangan Anda telan bulat-bulat, tetapi minimal jadikanlah referensi agar tidak emosional dalam membeli anis merah.

Salam anis merah, salam dari Om Kicau.
source : http://omkicau.com
Kicau Burung Nusantara :

readmore »»  

Monday, February 27, 2012

Cikrak Daun : sikecil nan lincah

Phylloscopus trivirgatus

Phylloscopus trivirgatus Strickland, 1849
Cikrak Daun, Mountain Leaf-warbler

Cikrak daun atau Burung Tralis yang juga memiliki nama Burung blereng/Pare-pare adalah burung kecil dengan panjang sekitar 11 cm, berwarna kuning dan hijau, serta memiliki strip mahkota dengan alis mata yang kekuning-kuningan yang terlihat mencolok dengan warna punggung kehijauan ,tanpa garis pada sayap.Bahasa latin untuk burung ini adalah Phylloscopus trivirgatus dari keluarga warbler daun.

Habitat
Menyebar di Indonesia, Malaysia dan Filipina. Ras yang terbatas terdapat di Gunung Kinabalu warnanya lebih abu-abu dan warna kuning yang kurang mencolok, Iris hampir hitam, paruh atas hitam, paruh bawah kemerahan serta kaki yang berwarna keabu-abuan. Lebih sering hidup dalam kelompok dan berbaur dengan jenis lain, terutama saat mencari makan pada tajuk atau paku-pakuan dan anggrek epifit. Burung ini merupakan burung yang gesit dan lincah. Jadi jika anda memlihara burung ini pastikan sangkar anda memiliki jeruji yang tidak mudah dilewati oleh burung ini.  Banyak terlihat di Palawan, Semenanjung Malaysia dan Sunda Besar. Suara ngeroll dari burung cikrak daun tidak kalah dengan burung sejenis Blackthroat maupun Mozambiq Sangat cocok dipelihara untuk memancing burung jenis lainnya berbunyi.


Species
Terdiri atas 11 sub-spesies, dengan daerah persebaran:
  • parvirostris (Stresemann, 1912): Semenanjung Malaysia (dari selatan Perak sampai Pahang).
  • sarawacensis (Chasen, 1938): Pulau Kalimantan bagian utara dan barat-laut (Pegunungan Trus Madi, Mulu dan Nyiut, Pegunungan Poi di Sarawak barat).
  • benguetensis (Ripley & Rabor, 1958): Filipina utara (Luzon utara).
  • nigrorum (Moseley, 1891): Filipina tengah dan tengah bagian utara (Luzon selatan, Mindoro, Panay, Negros).
  • peterseni (Salomonsen, 1962): Filipina barat (Palawan).
  • diuatae (Salomonsen, 1953): Camiguin Sur dan Mindanao timur-laut (Gunung Hilong-Hilong), di Filipina selatan.
  • malindangensis (Mearns, 1909): Semenanjung Zamboanga dan Gunung Malindang, di barat-laut Mindanao.
  • flavostriatus (Salomonsen, 1953): Gunung Katanglad dan pegunungan di provinsi Misamis Oriental, di Mindanao tengah bagian utara, Filipina.
  • mindanensis (E. J. O. Hartert, 1903): Mindanao selatan (Gunung Apo, Gunung Mayo), Filipina.
  • trivirgatus (Strickland, 1849): Sumatera, Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa.
  • kinabaluensis (Sharpe, 1901): Gunung Kinabalu (dan kemungkinan juga terdapat di daerah Pegunungan Muratus), di Pulau Kalimantan bagian utara. Ciri: lebih abu-abu dan kurang kuning.

Rawatan

Perawatan burung ini hampir sama dengan perawatan burung berkicau lainnya seperti Ciblek, Prenjak dan Tledekan, hanya saja untuk burung cikrak daun lebih sensitif jadi harus selalu diperhatikan ketersediaan dari Voer dan EFnya yang breupa UK ( Ulat Kandang) dan UB (Ulat Bambu). Kalau anda mendapatkan burung ini dalam kondisi sama sekali belum makan voer, agar burung bisa berumur panjang sebaiknya segera dilatih untuk mau makan voer caranya bisa dilihat disini .

Suara Cikrak Daun

Video Cikrak Daun


Baca juga : 
Bagaimana Menjinakan burung yang liar
Tips Memilih Burung Bakalan

readmore »»  

Cara Menjinakkan Burung Bakalan Liar

Berikut ini Tips Cara Menjinakkan Burung Bakalan Liar :


Secara umum bila burung bakalan kicauan anda hanya diberi makan dan minum tanpa perawatan khusus maka burung kicauan anda akan lama jinaknya oleh sebab itu dibutuhkan tips tertentu agar lebih cepat jinak, diantaranya adalah:
  • Pada hari pertama anda mendapatkan burung pastikan burung bakalan mau makan, karena kalau tidak mau makan berarti burung anda tidak ada niatan untuk hidup. dan yang jelas anda harus tau makanannya apa? bedakan burung pemakan serangga dengan buah buahan oleh sebab itu berikan makanan yang sesuai dengan makanan kesukaannya.
  • Letakkan burung ditempat yang sering dilalui manusia agar lebih cepat manusiawi alias cepat beradaptasi dengan manusia.
  • Buat burung anda lapar sehingga burung akan bergantung dengan anda namun jadwal memberi makan harus diatur. misalnya pagi diberi jangkrik 3 ekor setelah itu biarkan sampai siang setelah jam 12 beri lagi 2 ekor jangkrik sampai sore jam 5 beri lagi jangkrik 3 ekor. lakukan sampai beberapa hari agar burung liar anda bergantung dengan anda saat lapar, setelah seminggu dijamin burung anda akan mendekati anda bila dia lapar.
  • Setelah melewati masa 1 minggu dari masa perawatan anda mendapatkan burung liar, maka sudah bisa dipastikan bahwa burung liar anda ada niatan untuk hidup. selanjutnya mulai bisa diatur perawatan lebih khusus diantaranya adalah melakukan pemandian.
  • pada hari ke 8 Setelah diberi jangkrik 1 ekor saja mandikan burung dengan cara disemprot perlahan dari posisi atas sangkar. setelah disemprot atau dimandikan jemur burung, setelah terlihat kering berikan 2 ekor lagi jangkrik.
  • Jangan biasakan memberi makan burung dengan tangan hal ini agar burung anda nanti tidak manja. jadi, letakkan jangkrik selalu di tempat pakannya.
  • Lakukan perawatan pemandian dan pengaturan makan secara rutin, setelah 2 minggu perawatan biasanya burung tela jinak dan bergantung anda dalam hidupnya.
  • Setelah burung jinak maka tinggal menunggu saja burung kicauan anda pasti akan segera bertengger atau bunyi.
  • Bila anda ingin burung liar anda mau makan voer hal ini butuh proses agak lama lebih kurang 1 bulan. caranya dengan mencampurkan vour dengan ulat kandang atau dengan kroto. lakukan secara berturut turut dalam waktu 2 mingguan burung anda sudah terlihat kotorannya bercampur warna vour hal ini menandakan burung anda telah makan vour.
Hal terpenting dalam perawatan burung agar menjadi sesuai dengan yang diharapkan para KicauMania adalah Rutinitas perawatan Terjadwal. 
readmore »»  

Sunday, February 26, 2012

Tips branjangan macet bunyi

Ada beberapa faktor yang bisa membuat burung branjangan ogah berbunyi (macet) baik itu gacor atu ngeriwik. Beberapa penyebabnya antara lain
  • lingkungan dalam kandang
  • Branjangan terkena kutu
  • Makanan yang kurang bagus
  • Kekurangan mineral atau vitamin
  • Burung stress
  • dan sebagainya
Untuk mengatasi masalah masalah tersebut dilakukan perawatan yang berkala (terapy) baik dari pengaturan pola makan dan juga pengaturan lingkungan kandangnya
  1. Jaga kebersihan kandang
    Hal yang paling utama dalam perawatan burung berkicau adalah
    kebersihan kandang, karena kotoran yang tidak dibersihkan dalam waktu yang lama bisa menimbulkan banyak penyakit baik bagi burung atau bagi pemiliknya sendiri, bahkan juga bisa membuat burung terjangkit bakteri atau menjadi lahan subur buat kutu-kutu berkembang biak.

  2.  Pembersihan kutu burung
    Tanda tanda burung branjangan sudah terkena kutu adalah gelisah, untuk
    mengobatinya bisa dengan cara
    Menggunakan air rebusan daun sirih, disemprotkan keburung selama 1
    minggu setiap pukul 4 sore, dan burung segera dikerodong setelah bulu-bulunya hampir kering ( setengah kering)
    Menggunakan obat anti kutu yang banyak tersedia di pasar-pasar burung
  3. Mengganti Pasir atau batu bata secara berkala.
    Pasir ataupun batu-bata yang mengendap lama dalam kandang juga bisa
    menjadi penyebab tumbuhnya kutu-kutu, telur-telur cacing atau bakteri-bakteri lain yang bisa muncul. oleh karena itulah penggantian media pasir dan bubukan batu bata sebaiknya dilakukan setiap 2-3minggu sekali. Dalam memberikan media pasir dan batu bata sebaiknya terlebih dahulu pasir harus benar-benar bersih dari kuman/telur cacing dengan cara. Pasir dijemur dahulu di panas matahari atau bisa juga di sangrai (goreng tanpa minyak) hal iniu unuk mengurangi atau menghilangkan kuman-kuman atau juga telur-terlur kutu yang sebelumnya ada dalam media pasir tersebut.
  4. Mengganti Air Minuman dan Pakannya setiap hari.
    Air minum yang sudah berlumut bisa menjadi sarang kuman, oleh karena
    itulah segeralah mengganti air minumnya dengan air bersih minimal 1 hari sekali begitu juga dengan makanannya.
  5. Digantung di tempat yang tinggi
    Jika branjangan masih mogok berbunyi sementara pola rawatan sudah
    dirasa benar coba gantung brnjangan ditempat yang lebih tingi, misalnya di kerek atau digantung di loteng jika rumah anda bertingkat.
  6.  Pemberian Pakan hidup
    Pemberian pakan hidup semisal jangkrik yang kakinya terlebih dahulu
    dipotong, atau undur-undur bisa membuat branjangan lebih aktif bergerak karena mengejar-ngejar binatang buruannya tsb.
  7. Pemberian belalang sawah
    Belalang sawah adalah pakan utama dari branjangan , jadi rutinlah memberikan belalang sawah ini setiap 3 ekor P/S. NB: Belalang sawah/simet pilh yg kecil.
  8.  Pertemukan dengan burung betina atau trotolan
    dengan seringnya mempertemukan burung branjangan macet bunyi dengan bureung betina atau trotolan bisa memancing burung untuk berbunyi atau bisa menaikan birahi burung
  9. Disemprot Air Halus
    Mandikan Branjangan secara rutin, setiap 2 atau 3 hari sekali, bila cuaca
    panas. Penyemprotan secara halus, dan bila burung menyukainya akan mengepak ngepakan sayapnya.
  10. Penjemuran 
    Di habitatnya Branjangan kuat hidup di panas yang terik, jemurlah selama beberapa jam dan jika burung terlihat bersembunyi di balik pakannya atau terlihat menghindari panas berarti sudah waktunya diangkat dan digantung ditempat sejuk.
    sumber : berbagai sumber
readmore »»  

Saturday, February 25, 2012

Seputar Burung Pleci

Burung Pleci Kacamata biasa (Zosterops palpebrosus) adalah nama sejenis burung kecil dari suku Zosteropidae, bangsa Passeriformes (burung petengger). Burung ini merupakan penetap di hutan-hutan terbuka di kawasan Asia tropis, mulai dari India ke timur hingga Cina dan Indonesia. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Oriental White-eye.  Suku burung-burung kacamata (Zosteropidae) mencakup sejumlah burung pengicau (Passeriformes) kecil yang cenderung tersebar di daerah tropika di Dunia Lama (termasuk Australasia). Genus pencirinya adalah Zosterops. Burung-burung anggota suku ini dicirikan dengan lingkaran di sekitar mata berwarna putih (dari sini nama bahasa Inggris white-eye berasal) atau abu-abu.

Banyak anggotanya yang bersifat endemik di suatu pulau atau kepulauan, seperti jenis yang baru ditemukan tahun 2008 di Kepulauan Togian, Sulawesi Tengah.
Burung kecil yang lincah, dengan panjang tubuh (dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 10–11 cm. Sisi atas tubuh tertutup bulu-bulu kehijauan atau hijau kekuningan (hijau zaitun), sedangkan sisi bawahnya sedikit bervariasi bergantung rasnya, kecuali leher dan dadanya yang berwarna kuning terang. Sayapnya membundar dan kaki-kakinya kuat.
Nama-namanya (“kacamata”, white-eye) merujuk pada lingkaran bulu-bulu kecil berwarna putih di sekeliling matanya. Nama marganya berasal dari kata Yunani zosterops, yang berarti ”sabuk mata”. Penampilan anggotanya sangat "biasa", tidak ada ciri mencolok, kecuali adanya segaris lingkaran di sekitar mata. Sayapnya melingkar dan memiliki kaki yang kuat. Warna bulu biasanya hijau kelabu, tetapi ada jenisnya yang memiliki bulu leher dan perut berwarna putih atau kuning.

burung ini kerap membentuk gerombolan besar yang bergerak bersama di antara tajuk pepohonan; bahkan sering juga bercampur dengan spesies lain. Meskipun utamanya burung kacamata bersifat pemakan serangga, namun ia pun memakan nektar dan aneka jenis buah. Sembari mencari mangsanya di sela-sela dedaunan, burung ini terus bergerak dari satu ranting ke lain ranting, dan kemudian berpindah ke lain pohon yang berdekatan, sambil terus mengeluarkan suara berkeciap tinggi setiap beberapa saat sekali untuk berkomunikasi dengan anggota kelompok yang lainnya.Semua anggotanya senang berkelompok, terbang dalam kawanan.

Di Jawa, burung ini tercatat bertelur mulai dari Januari hingga Oktober. Telur berjumlah kurang lebih tiga (2–5) butir berwarna biru pucat, diletakkan pada sarang berupa cawan kecil yang khas bentuknya. Sarang ini terbuat dari akar-akaran, tangkai dan tulang daun, dan bahan-bahan tumbuhan lainnya, serta dihiasi dengan lumut. Sarang diletakkan di percabangan ranting atau rumpun bambu, sekitar 2–4 m di atas tanah.

Di Australia bahkan ada yang menjadi hama di perkebunan anggur karena bertengger di tangkai dan melukai tanaman.


Tips memilih burung pleci :
  • Postur tubuh panjang dan besar
  • Warna putih yang melingkari matanya terlihat tebal
  • Burung tidak cacat
  • Bentuk paruh terlihat tebal dan panjang
Perawatan :
  • Jaga kebersihan kandang/sangkar
  • Mandikan pagi/sore dengan cara di semprot atau sediakan cepuk berisi air supaya burung mandi sendiri . Berikan kroto 1/4 sendok/hari
  • Berikan buah buahan seperti pepaya dan pisang
Perbedaan Betina dan Jantan :
  • Pleci Jantan mempunyai lingkar mata yang lebih tebal dan tajam
  • Pleci Jantan warna hijaunya lebih tajam
  • bisa juga di lihat kloaka/duburnya dengan cara di tiup kalau lebih menonjol berarti burung jantan.
Tambahan Informasi Ragam Jenis Burung Pleci

Kajian terhadap data DNA yang terbaru menghasilkan gambaran bahwa marga ini kemungkinan bukan monofiletik.Meski demikian baru sedikit spesies yang telah dipelajari, dengan jenis-jenis dari Kepulauan Mikronesia yang paling banyak dikaji contohnya. Agaknya terdapat dua kelompok garis kekerabatan; kelompok timur yang nampak jelas berbeda dan kelompok barat yang kekerabatannya lebih dekat dengan jenis-jenis Asia Timur. Kekerabatan kelompok yang pertama (kelompok timur) dengan burung-burung marga Rukia masih perlu diteliti lebih lanjut. Juga, jenis kacamata Tanjung Harapan nampak berbeda garis kekerabatannya dengan jenis-jenis selebihnya, namun hal ini belum bisa dipastikan.

Berikut Jenis Jenis Burung Pleci/Kacamata

Kacamata-kuning Afrika, Zosterops senegalensis 

Kacamata Kamerun, Zosterops (senegalensis) stenocricotus
Kacamata Kirk, Zosterops (senegalensis) kirki
Kacamata Pemba, Zosterops vaughani


Kacamata sisi-berangan, Zosterops mayottensis

Kacamata sisi-berangan Seychelles, Zosterops (mayottensis) semiflava

punah (akhir abad-19)

Kacamata tepi-lebar, Zosterops poliogastrus - sebelumnya poliogaster

Kacamata Kulal, Zosterops (poliogastrus) kulalensis


Kacamata Taita, Zosterops (poliogastrus) silvanus


Kacamata Pare selatan, Zosterops (poliogastrus) winifredae

Kacamata Kikuyu, Zosterops (poliogastrus) kikuyuensis.

Kacamata dada-putih, Zosterops abyssinicus 

Kacamata Tanjung Harapan, Zosterops pallidus
Kacamata Sungai Orange, Zosterops (pallidus) pallidus
 
Kacamata Madagascar, Zosterops maderaspatanus
Kacamata Komoro, Zosterops mouroniensis

Kacamata Sao Tome, Zosterops ficedulinus

Kacamata Annobon, Zosterops griseovirescens
Kacamata Mascarene, Zosterops borbonicus
 
Kacamata-kelabu Réunion, Zosterops (borbonicus) borbonicus
Kacamata-kelabu Mauritius, Zosterops (borbonicus) mauritianus
Kacamata Reunion, Zosterops olivaceus
 
Kacamata-zaitun Mauritius, Zosterops chloronothos
Kacamata Seychelles, Zosterops modestus

Kacamata Sri Lanka, Zosterops ceylonensis

Kacamata paha-berangan, Zosterops erythropleurus

Kacamata biasa, Zosterops palpebrosus
 
 
Kacamata Jepang, Zosterops japonicus

Kacamata dataran-rendah, Zosterops meyeni

Kacamata Enggano, Zosterops salvadorii

Bridled White-eye, Zosterops conspicillatu

Kacamata Guam, Zosterops (conspicillatus) conspicillatus – punah (1983)
Kacamata Rota, Zosterops rotensis – baru-baru ini dipisahkan dari Z. conspicillatus
Kacamata polos, Zosterops hypolais

Kacamata Kepulauan Caroline, Zosterops semperi 
Kacamata topi-hitam, Zosterops atricapilla - sebelumnya atricapillus 

Kacamata belukar, Zosterops everetti
Kacamata kekuningan, Zosterops nigrorum
Kacamata gunung, Zosterops montanus

Kacamata Pulau Christmas, Zosterops natalis

Kacamata Jawa, Zosterops flavus

Kacamata laut, Zosterops chloris

Kacamata limau, Zosterops citrinella - sebelumnya citrinellus

Kacamata Kai, Zosterops grayi
Kacamata Tual, Zosterops uropygialis

Kacamata Sulawesi, Zosterops consobrinorum

Kacamata Makasar, Zosterops anomalus
Kacamata Wallacea, Zosterops wallacei

Kacamata dahi-hitam, Zosterops atrifrons
Kacamata Sangihe, Zosterops nehrkorni

Opior dwiwarna (kacamata Seram), Zosterops stalkeri
 terkadang dimasukkan ke dalam genus Tephrozosterops

Kacamata Halmahera, Zosterops atriceps

Kacamata kecil, Zosterops minor

Kacamata Tagula, Zosterops meeki
Kacamata kepala-hitam, Zosterops hypoxanthus
Kacamata Biak, Zosterops mysorensis

Kacamata Arfak, Zosterops fuscicapilla
 
Kacamata Buru, Zosterops buruensis
Kacamata Ambon, Zosterops kuehni
Kacamata Papua, Zosterops novaeguineae
Kacamata-kuning Australia, Zosterops luteus

Kacamata pulau, Zosterops griseotinctus
Kacamata Rennell, Zosterops rennellianus
Kacamata belang, Zosterops vellalavella
Kacamata Ranongga, Zosterops splendidus
Kacamata Ghizo, Zosterops luteirostris
Kacamata Solomon, Zosterops kulambangrae
Kacamata Murphy, Zosterops murphyi
Kacamata tenggorokan-kuning, Zosterops metcalfii

Kacamata tenggorokan-kelabu, Zosterops rendovae
Kacamata Malaita, Zosterops stresemanni
Kacamata Santa Cruz, Zosterops santaecrucisSilvereye, Zosterops lateralis

Lord Howe Silvereye, Zosterops (lateralis) tephropleurus

Lord Howe White-eye, Zosterops strenuus - sebelumnya strenua; punah (lk. 1918) 
Kacamata paruh-ramping, Zosterops tenuirostris
Kacamata leher-putih, Zosterops albogularis

Kacamata Lifou besar, Zosterops inornatus
Layard's White-eye, Zosterops explorator

Kacamata dahi-kuning, Zosterops flavifrons

Kacamata punggung-hijau, Zosterops xanthochroa 

Kacamata Lifou kecil, Zosterops minutus


Kacamata Samoa, Zosterops samoensis
 
Dusky White-eye, Zosterops finschii
Kacamata kecoklatan, Zosterops cinereus

suara :

Kacamata-zaitun Yap, Zosterops oleagineus

terkadang ditempatkan dalam marga Rukia (R. oleaginea)
suara : 
Kacamata Togian, Zosterops somadikartai 
 
Burung ini termasuk jenis baru yang diidentifikasi di daerah sulawesi tahun 2008.
Suara : 

sumber ; berbagai sumber, wikipedia,orientalbirdimage
readmore »»  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright (c) 2010 Info dan Tips Perawatan Burung. Design by WPThemes Expert

Themes By Buy My Themes And TM Web Design.