Wednesday, February 29, 2012

Kenali trik dan “tricky” penjualan “anis merah trah”

Kicau Nusantara

Pernah dengar istilah “anis merah trah”? Pernah dengar pula “anis merah pesisiran”? Benarkah mereka ada ataukah semua itu sekadar trik dagang? Penasaran dengan isu-isu itu, saya pun kontak teman yang selama ini tahu masalah bisnis
per-anis merah-an di Bali. Simak saja penuturannya. Namun perlu dicatat, kebenaran cerita sobat ini masih perlu saya konfirmasikan dengan catatan saya tetap berkomitmen menutup rapat identitas dirinya.

Berikut inilah penuturannya (saya edit seperlunya untuk nama orang dan juga nama burung, demi menjaga diri dari menyebar fitnah).

Pada dasarnya mereka mutlak
bisnis anis merah dengan beroreantasi pada grafik penjualan yang semakin tinggi. Bermaterikan promosi nama-nama burung yang pernah menjadi juara di lomba-lomba besar nasional, mereka mempromosikan adanya trah burung jawara dengan menyebutnya anis merah trah. Akibatnya dengan demikian pembeli dengan gampang dibohongi karena dia mengandalkan seorang calo burung yang pinter memilih body bagus dan bukan trah aslinya seperti yang dimaksud dalam promo.

Dia sendiri tidak pernah turun ke petani secara langsung dan hanya dari teori di atas meja, serta sibuk promo naik kapal terbang kesana kemari. Salah satu burung yang dia pegang dengan trah “XX” (saya singkat dan samarkan- Duto), itu adalah nama salah satu ring dari teman saya satu kampung. Burung dengan ring XX pernah moncer di Jogja. Kemarin dia bilang trah XX sudah ada dan baru tumbuh bulu ekor seperempat dalam promonya di Jogja. Tapi setelah 5 hari burung yang dimaksud datang, kok sudah full ekor dan dadanya sudah merah. Padahal untuk mencapai kondisi itu perlu waktu lebih dari sebulan.

Teman saya di Jogja tertawa dalam hati melihat kejanggalan itu karena kenyataannya si penjual membawa ring-ring longgar atas namanya dan salah satu group tertentu, yang bisa dipasangkan dan dilepas pada kaki burung setiap saat.

XX aslinya belum keluar sama sekali karena petani dan pengepulnya teman saya dan petaninya dekat banget dengan saya karena kita sering sama-sama di pura karena beliau adalah seorang Pemangku atau orang suci. Cuma anakan pertama kemarin ada satu sarang isi tiga, tetapi semuanya cewean.

Dengan trik-trik itu banyak yang kena tipu, sebab sebelum burung datang sudah ditransfer uangnya. Dan dengan dalih trah yang sama, dia menjual pula telur-telur anis merah yang masih hangat di sarangnya. Telur seperti itu di daerah Singaraja memang ada yang ditetaskan dengan mesin penetas. Dengan penjelasan soal penetasan dengan mesin tetas untuk telor “anis merah trah” itu pula banyak orang yang transfer uang untuk indent.

“Tapi itu semua omong kosong. Trah yang disebut-sebut itu tidak ada. Kalaupun ada, pengepul-pengepul lain siap merogoh koceknya buat memberi DP si trah yang masih berupa telor tapi dipanen setelah umur 7 sampai 9 hari agar di habitatnya burung betina tidak stres”.

Kebohongan selanjutnya adalah menjual anis merah yang disebut sebagai anis merah pesisir, yang disebutkan hidup dekat dengan pantai atau lautan di daerah Gilimanuk Bali barat. Setelah saya hubungi teman di sana, disebutkan di pesisir itu adanya hanya kepiting, siput laut, ular laut dan makhluk laut lainnya plus hutan bakau yang tidak cocok dengan anis merah.

Kalaupun ada itu anis merah pesisir, adanya jauh dari pesisir dan itu sudah termasuk daerah pegunungan. Dalam cerita bohongnya, disebut-sebut pula anis merah ring Bobby Tista yang disebutkan ada di dekat pantai meski sebenarnya berada di daerah perbatasan pegunungan Pupuan dan Singaraja. Tapi itu sudah termasuk daerah Singaraja, eh dibilang berlokasi di pesisir rumahnya. Saya pernah kesana sama teman!

Modus penjualan anis merah seperti itu telah memakan banyak korban dan anehnya tiap orang luar memposting foto anis merah minta saran perawatan di dalam grupnya di FB, bukan untuk jualan, langsung ditelepone dan disuruh menghapus. Saingan bisnis lain kalau bisa biar mengendap di lumpur untuk selamanya!

Begitulah Om trik-trik dia seperti minta orang transfer uang dulu untuk beberapa butir telor anis merah yang disebutkan keturunan trah tertentu.

Kita petani Pupuan sangat tidak mendukung penjualan telor anis merah seperti itu. Selain tidak logis untuk diperjualbelikan karena masih telor — yang beda dengan telor ayam kampung – juga merusak habitat si anis merah di habitat liarnya.

Begitu sobat, penuturan seorang teman. Tentang isi kebenarannya, jangan Anda telan bulat-bulat, tetapi minimal jadikanlah referensi agar tidak emosional dalam membeli anis merah.

Salam anis merah, salam dari Om Kicau.
source : http://omkicau.com
Kicau Burung Nusantara :


0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright (c) 2010 Info dan Tips Perawatan Burung. Design by WPThemes Expert

Themes By Buy My Themes And TM Web Design.