Showing posts with label Nuri. Show all posts
Showing posts with label Nuri. Show all posts

Tuesday, March 6, 2012

Beternak Nuri

Kicau Nusantara bagaimana cara menbedakan Nuri Jantan dan Betina ??? bagaimana cara beternak Nuri ??? apa saja yang perlu di siapakan ?? berikut ulasanya ...

Salah satu burung tangkaran yang berhasil beranak pinak di sana adalah burung kasturi kepala-hitam atau nuri-merah kepala-hitam (Lorius lory). Selain burung nuri merah kepala hitam yang biasa disebut
Nuri Irian, Om Naryo sudah sukses juga menghasilkan beberapa anakan berbagai jenis burung seperti cucakrowo, murai batu, kacer, dan anis kembang.
nuri kepala hitam,ternak nuricara beternak nuri
Sepasang indukan nuri kepala hitam di penangkaran Om Naryo Sragen, jantan (kiri) dan betina (kanan) Tangkaran lainnya yang ada saat ini tetapi belum menghasilkan anakan adalah anis merah (jantan masih suka ngamuk si betina dan karenanya masih sering harus dipisah) dan burung cendet. Nuri kepala hitam jantan di penangkaran Om Naryo Sragen - jadi galak setelah punya pasangan Ketika saya main ke rumahnya yang terletak di Sragen utara dan dekat dengan aliran Bengawan Solo itu, terdapat beberapa anakan burung hasil penangkaran, yakni murai batu yang sudah gacor, dua pasang anakan cucakrowo yang sedang dimaster dan sepasang anakan nuri merah kepala hitam yang diumbar di kandang penangkaran.
pakan burung nuri papua,cara beternak burung nuri,membedakan jantan dan betina nuriPenangkaran nuri: Awalnya
Menurut Om Naryo yang sehari-hari berprofesi sebagai guru itu, dia tertarik menangkarkan burung nuri dikarenakan burung ini termasuk burung langka meski harganya tidak tinggi-tinggi amat, dibandingkan cucakrowo misalnya.

Awalnya, dia hanya punya seekor
nuri tetapi tidak paham jenis kelaminnya. Ketika main ke Pasar Depok Solo, dia melihat nuri kepala merah tetapi dengan kontras warna merah yang berbeda dengan yang sudah dimilikinya di rumah. Kalau yang di rumah, warna merah pada nurinya sangat menyala dan sangat terlihat kontras antara warna merah dan hitamnya di bagian punggung atau leher belakang.

Sedangkan yang dia temui di pasar yang akhirnya dia beli, warna merahnya terkesan dop/ buram dan tidak terlalu kontras antara satu warna dengan warna lainnya. Dia pun menyimpulkan (belakangan terbukti betul kesimpulannya) bahwa nuri yang di rumah berjenis kelamin jantan sedangkan yang dia beli di pasar berjenis kelamin betina.

Perbedaan lain antara yang bejenis kelamin jantan dan betina, selain dari kekontrasan warna dan “nyala” warna merahnya adalah perbedaan body kedua burung itu. Nuri merah kepala hitam yang jantan cenderung lebih kecil dan langsing dibanding nuri yang betina.

Kandang Nuri
Setelah mendapatkan sepasang nuri tersebut, mulailah Om Naryo membuat kandang. Besar kandang secara umum hampir sama dengan kandang yang dia gunakan untuk menangkar burung murai batu atau cucakrowo. Panjang lebar sekitar 1 m x 1,25 m dengan tinggi sekitar 1,9 meter.

Dinding kandang dibuat dari strimin logam dan dengan kerangka kayu. Sementara untuk glodok tempat burung bertelur dibuat dari kotakan kayu ukuran panjang 35cm, lebar 20 cm dan tinggi 20 cm. Dan dipasang di pojok atas kandang. Dan pada bagian dalam diberi serpihan sabut kelapa.

Pakan Nuri
Untuk pakan harian burung nuri merah kepala hitam, Om Naryo tidak pilih-pilih pakan khusus. Sering diberi kacang-kacangan, pepaya, wortel, roti dan bahkan nuri itu doyan pelet pakan lele (khususnya untuk anakan hasil tangkaran yang dibesarkan dengan cara diloloh sendiri oleh Om Naryo).

Dua pasang anakan
Sepasang anakan nuri kepala hitam dari penangkaran Om Naryo Sragen
Saat ini, sepasang burung nuri merah kepala hitam punya Om Naryo sudah beranak sebanyak dua kali, masing-masing dua anakan. Yang sepasang saat ini dipelihara Pak Herman, Sragen, teman Om Naryo, dan sepasang lagi dibesarkan sendiri di kandang umbaran yang berdampingan dengan kandang indukannya.

nuri kepala hitam,download kicau nuri,ternak nuri kepala hitam,burung nuri
Ketika saya main bersama isteri ke rumah Om Naryo, ditunjukkan oleh Om Naryo indukan betina yang sekarang sudah terlihat “bengkak” di bagian perut dekat dubur, sebagai tanda siap bertelor lagi. source: omkicau
Other Post Kicau Nusantara :
readmore »»  

Thursday, April 21, 2011

Nuri Dari Papua Kepala Hitam

Nuri birds of Papua has a black head and wings of a little blue-green color is red. Nuri It Acquired from papua Irian Jaya. Nuri dari papua ( Irian Jaya)

Nuri kepala Hitam, nuri dari papua, burung nuri, nuri kepala hitam, ciri nuri dari papua irian jaya


Nuri Papua Kepala Hitam

readmore »»  

Monday, April 11, 2011

Nuri Kepala Hitam Papua

Kemarin Main ke tempat Pacar eh bapaknya bawa 2 ekor Burung Nuri Kepala Hitam, terus ane ajak Main tuh burung nuri yang dari papua ke jawa tengah Naik Kapal, saya ajak main main itu nuri dan nuri sesekali menuju ke kepala saya, tapi saya cegah. Habis kaki kukunya pada sakit kalo mencengkram ke kulit tangan, maklum langsung dari Hutan Papua sana h h h. Alhasil saya bawa pulang deh itu nuri ke rumah next ane habis magrib jalan ke Surabaya untuk Glidik lagi, sampe sekarang belum main main ma burung nUri yang lucu itu lagi ;,( ,,,,,
Tunggu ane pulang 2 minggu lagi nuri kepala Hitam ok ok :)
Main yesterday to take the place of his father's girlfriend er 2 tails Nuri Chief Black Bird,continues to invite ane Main tuh parrot that of Papua into central java Up Ship, I invited to play play the parrot and the parrot occasionally go to my head, but I was prevented. Outkalo sore feet fingernails on the hand grip to the skin, directly from the forests of Papuaunderstand there hh h. As a result I take it back deh ane parrot to the next house downthe road west to Surabaya to Glidik again, until now not play play ma parrot that funnyanymore;, (,,,,,
Wait for 2 more weeks to go home ane parrot head Black ok ok:)
readmore »»  

Nuri Papua

Justification This parrot qualifies for Vulnerable because it has a small population that is undergoing a continuing decline owing to exploitation for the cagebird trade and loss of lowland forest. However there is very little recent data on this species, which may be declining more rapidly, or may be secure, on Supiori.

Taxonomic source(s) Sibley and Monroe (1990, 1993)

Identification 10 cm. Bright red, long-tailed parrot. Violet patch on ear-coverts and black mantle and wing-coverts. Red underwing, yellowish subterminally with narrow black trailing edge. Similar spp. Black-capped Lory Lorius lory has short tail, black cap, green upperwings and purple belly. Red-fronted Lorikeet Charmosyna rubronotata and Rainbow Lorikeet Trichoglossus haematodus are largely green. Voice Stronger and shorter screech than T. haematodus. Hints Fairly common around any remnant forest, especially at flowering trees.

Population justification Population estimate = 2-32 individuals/km2 x 592 km2 (20% EOO) = 1,184-18,944, best placed in band 2,500-10,000 (density range based from lowest to lower quartile of 11 estimates for three congeners in BirdLife Population Density Spreadsheet)

Trend justification Logging and subsistence agriculture have driven forest loss within its range and hunting pressure continues to represent a threat. Consequently the species is suspected to be in decline at a moderate rate.

Range and population Eos cyanogenia is endemic to the Geelvink Islands of Papua (formerly Irian Jaya), Indonesia, where it is known from the islands of Biak-Supiori, and the much smaller islands of Numfor, Manim and Mios Num1,11. On Biak, it is fairly common in patchy forest, although it has sometimes been recorded in flocks of 40-602,8,9,14 but, on Supiori, it is common, although less so at higher altitudes3,9. It is nomadic, making it difficult to assess its true numbers but, on Biak, it appears it declined notably between 1982 and 19956.

Ecology It is a gregarious species which apparently feeds chiefly in inland forest, up to 460 m (although becoming less common at altitudes above 200 m on Supiori, at least), and roosts in coconut plantations and nearby coastal forest3. It is common in "flat forest" on Supiori9 and still relatively common in secondary forest on Biak7, but is absent from low scrubby regrowth6.

Threats Relatively large numbers have been trapped for the domestic and international trade4,12, and this species is commonly observed as a pet on Biak3. Large areas of forest on Biak have been destroyed or damaged by logging and subsistence farming, particularly the southern plains, and the remainder is under pressure3,5,10. Furthermore, forest does not regenerate easily on areas of raised coralline limestone. Much of Supiori comprises virtually impenetrable, forested limestone mountains, which is likely to be safe from habitat degradation.

Conservation measures underway CITES Appendix II. There are two protected areas on the islands, Biak-Utara (covering 110 km2) and Pulau Supiori (covering 420 km2) Nature Reserves13. It was common in Biak-Utara Reserve in 19972.

Conservation measures proposed Conduct surveys on all the Geelvink Islands to clarify its current distribution and population status. Research its ecology and movements to facilitate planning for its conservation. Investigate trade in the species and devise and implement appropriate controls. Estimate the rate of forest loss within its range. Control logging on Supiori.

References 1. Beehler et al. (1986). 2. B. Beehler and S. van Balen in litt. (2000). 3. Bishop (1982). 4. K. D. Bishop in litt. (1994). 5. K. D. Bishop in litt. (1996). 6. K. D. Bishop in litt. (2000). 7. N. Bostock in litt. (1993). 8. Collar et al. (1994). 9. Gibbs (1993). 10. D. Holmes in litt. (2000). 11. Mayr and Meyer de Schauensee (1939). 12. Nash (1990b). 13. Sujatnika et al. (1995). 14. M. Van Beirs in litt. (2000).

Further web sources of information

Detailed species accounts from the Threatened birds of Asia: the BirdLife International Red Data Book (BirdLife International 2001), together with new information collated since the publication of the Red Data Book

Text account compliers Phil Benstead (BirdLife International), Jeremy Bird (BirdLife International), Mike Crosby (BirdLife International), Guy Dutson (Birds Australia)

Contributors B. M. Beehler and Bas (S.) van Balen (Conservation International), Derek Holmes (Indonesian Ornithological Society), K. David Bishop (VENT Bird Tours), N. Bostock and M van Beirs.

IUCN Red List evaluators Mike Crosby (BirdLife International), Jeremy Bird (BirdLife International), Stuart Butchart (BirdLife International)
readmore »»  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright (c) 2010 Info dan Tips Perawatan Burung. Design by WPThemes Expert

Themes By Buy My Themes And TM Web Design.