Showing posts with label Chickens. Show all posts
Showing posts with label Chickens. Show all posts

Tuesday, May 1, 2012

Ayam Ketawa Telor sampai Indukan

Ayan ketawa kwkwkkwkkwkkkwkwkkkkk gitu x ya bunyanya ayam ketawa. Lucu juga ayam bisa ketawa h h h ayam ini di katakan atau di beri nama ayam ketawa karna suaranya mirip manusia dan ayam ini sangat fantastis harganya, berikut foto ayam ketawa mulai dari telor, pengeraman dan anakan sampai ayam ketawa ini dewasa.Kicau Nusantara ayam ketawa jantan,ciri ayam ketawa jantan dan betina,memilih ayam ketawa jantan
ayam ketawa betina,cara memilih ayam ketawa betina,ayam ketawa sedang mengerami telor
jual ayam ketawa indukan betina,memilih ayam ketawa betina,ayam ketawa betina
ayam ketawa betina,memilih ayam ketawa betina,cara memilih ayam ketawa betina
ayam ketawa jantan,cari ayam ketawa jantan,harga ayam ketawa jantan
telor ayam ketawa,ciri-ciri telor ayam ketawa,harga telor ayam ketawa
cara pengeraman telor yg benar,cara mengerami telor ayam,telor ayam ketawa
anakan ayam ketawa,anak ayam ketawa,harga anakan ayam ketawa
readmore »»  

Monday, April 30, 2012

Ayam Ketawa

Kicau Nusantara Ayam Ketawa, apakah ayam ini bisa ketawa ?? apakah ayam ini ketawa seperti manusia h h h, lucu juga denger namanya yaitu Ayam Ketawa, jenis ini dinamakan ayam ketawa karena suara mirip dengan ketawa manusia, sehingga di namakan ayam ketawa. Berikut ulasan rincian prospek ternak ayam ketawa
Seperti ayam lokal lainnya, budidaya ayam ketawa relatif mudah. Pakannya gampang didapat, daya tahan tubuhnya pun kuat di berbagai cuaca. Hal ini jelas berbanding terbalik dengan harga ayam ketawa yang bisa menjulang.
ayam ketawa,cari ayam ketawa,harga ayam ketawa,cari ayam ketawaSunarso, penjual ayam ketawa di bilangan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, mengungkapkan, ayam ketawa cukup diberi pakan campuran. Pakan ini terdiri dari jagung, gabah, beras merah, dan pur. Keempat bahan ini dengan mudah bisa ditemukan di pasar-pasar burung.

Dalam sehari ayam-ayam ini diberi makan tiga kali, pagi, siang, dan sore. "Porsinya, satu genggam untuk satu ekor," kata Sunarso.
ayam ketawa,anakan ayam ketawa,harga ayam ketawaSelain pakan tadi, ayam juga diberi pakan khusus yang disebut Sunarso sebagai jamunya ayam ketawa. Pakan tersebut berupa campuran jahe, kunyit, dan kencur. Ketiga bahan ini diiris kecil-kecil untuk kemudian disuapkan ke ayam. Pemberian pakan ini bertujuan meningkatkan daya tahan tubuh si ayam.

Pemeliharaan ayam ketawa pun relatif mudah. Ayam ini tak perlu ditempatkan di area khusus. "Cukup dimasukkan ke dalam kandang," ucap Sunarso.

Di rumahnya, Sunarso memiliki 11 ekor ayam ketawa yang sedang diternakkan. Bisnis ini memang menggiurkan lantaran harga ayam ketawa tergolong tinggi. Sunarso mematok harga seekor ayam ketawa Rp 250.000 sampai Rp 3 juta. Mahal murahnya, tergantung dari umur si ayam. Semakin dewasa usia ayam, kian mahal harganya. "Di usia dua hingga tiga tahun, ketawanya sudah bagus sekali,” ujar Sunarso.
harga ayam ketawa indukkan,harga ayam ketawa kecil,cara merawat ayam ketawaPasar Sunarso kebanyakan para kolektor yang tinggal di Jakarta. Ada pula pembeli dari Indramayu dan Purwakarta.

Ketua Persatuan Pecinta dan Pelestari Ayam Ketawa Indonesia (P3AKI) Denawi Usman mengatakan, sistem ternak yang digunakannya adalah sistem telur. Dia menunggu sampai ayam-ayam ketawa yang dikirim langsung dari Sidrap, Sulawesi Selatan bertelur. Kemudian, telur-telur ini ditetaskan di mesin penetas. "Indukannya saya jual. Jadi cuma telurnya yang saya ternakkan," tuturnya.

Denawi memiliki 30 ekor ayam ketawa di rumahnya di Semarang, Jawa Tengah. Awalnya ia tak tertarik dengan keunikan ayam ini. "Satu tahun lalu diberi keponakan meski saya tidak suka binatang. Lalu dipaksa. Eh, akhirnya malah suka, lucu ketawanya," tuturnya.

Berawal dari hobi, merambah ke bisnis. Itulah yang terjadi pada Denawi. Melihat ada celah usaha, dia pun mulai giat beternak. Satu ekor ayam ketawa harganya mulai Rp 3 juta sampai Rp 60 juta.

Berbeda dengan Sunarso, hitungan harga ala Denawi tergantung dari suara ketawa si ayam. Ada tiga kategori ketawa. Pertama, tawa standar. Ayam kategori ini memiliki suara tertawa pendek. Kedua, dangdut. Suaranya agak rapat. Ketiga, slow. Tipe suara ketawanya mengalun.
perawatan ayam ketawa,harga telor ayam ketawaDi luar kategori ini ada pula kategori antik. Suara tertawa ayam tipe memiliki ini durasi satu hingga dua menit. Namun, yang biasa menjadi jawara kontes adalah tipe tawa dangdut dan slow. "Kalau yang antik, terlalu lama ketawanya," ujar Denawi.
Ayam ketawa ternyata prospek bisnis juga rekan kicau nusantara, semoga membantu salam Kicau Nusantara
readmore »»  

Monday, April 16, 2012

Supaya Ayam Bekisar tidak mogok Berbunyi saat Lomba

Kicau Nusantara Ayam Bekisar adalah ayam yang sering berlomba di kelas ayam, beberapa tips supaya ayam bekisar yang mengikuti lomba supaya tidak mogok akan kita bahas di artikel di bawah ini, mari rekan kicau nusantara kita simak cara merawat ayam bekisar supaya tidak mogok berbunyi.
ayam bekisar,ciri-ciri ayam bekisar,membedakan ayam bekisar jantan dan perempuan,ayam bekisar jantan betinaSetiap peserta lomba ayam bekisar pasti berharap bisa membawa pulang trophy kemenangan usai turun kontes. Sebab trophy menjadi bukti nyata akan kualitas bekisar yang dimilikinya. Namun tidak semuanya bisa merealisasikan keinginan tersebut…. Trophy gagal dibawa pulang dengan beragam alasan, semisal ayam tidak mau bunyi atau bunyi namun kurang maksimal.

Mengapa bekisar sampai tidak mau bunyi dan kalaupun bunyi tidak bisa maksimal? Banyak faktor bermain di sana. Pertama, bisa saja usia yang terlalu muda yakni belum menyentuh angka satu tahun lebih atau karena faktor perawatan. Banyak mania yang mengaku selalu gagal mengorbitkan bekisar pada usia dini.

“Saya kira dengan usia yang masih muda menyebabkan bekisar tidak mau bunyi di lapangan,” jelas Hariyadi mania bekisar Surabaya. Sebab yang pasti mental lapangan belum terbentuk dengan baik.

Menurut Hariyadi mental bekisar sudah ada, tetapi belum ada sifat adaptasi dengan lingkungan baru. “Ada kalanya bekisar muda mau bunyi ketika berada di rumah, namun ternyata saat dilombakan malah tidak mau bunyi. Itu adalah hal yang wajar dan tidak perlu kita paksakan,” lanjut pemilik Panglima dan Lanceng Kanak, bekisar handal.

Langkah terbaik jika menghadapi kondisi demikian, maka rawat dengan baik dan benar. Perlakukan bekisar seperti biasa, tidak boleh dipaksakan untuk bunyi ketika dikonteskan. Jalan terbaik adalah menunggu sampai usianya bertambah dewasa yakni setelah ngurak pertama.

Latihan
Hariyadi - ada perlakuan khusus untuk bekisar
Cara lain adalah dengan melakukan latihan-latihan dengan sering mengereknya dengan bekisar lain, baik di rumah atau juga di tempat latihan.

Kedua, salah perlakuan saat berada di lapangan. Kondisi panik dan ambisi yang cukup tinggi seringkali membuat peserta selalu berusaha untuk mencari cara agar ambisinya bisa terwujud. Terlebih beban berat dengan adanya saingan dan lawan, sering membuat mereka salah melakukan perlakuan.

Hal tersebut wajar karena kondisi di lapangan berbeda sekali dengan kondisi di rumah. Apalagi ketika kita berada di arena bersama rekan yang membantu merawat yang sebenarnya belum memahami betul apa yang harus diperlakukan pada bekisar tersebut.

Seperti pengalaman Edi Mujiono, mania Surabaya. “Saya pernah mengalami hal yang membuat saya amat menyayangkan kenyataan tersebut. Bekisar Buyung sama sekali tidak mau bunyi ketika mengikuti partai final,” terang Edi Mujiono.

Ternyata kesalahan perlakuan yang membuat Buyung miliknya sama sekali tidak mengeluarkan buriyi. Kesalahan itu terjadi sebelum ayam dikerek. Seharusnya Buyung dibasahi terlebih dahulu di bagian leher dan kepala. Tidak perlu banyak, namun cukup ada percikan air. Namun sang rekan yang membantu malah membasahinya sampai memenuhi hampir seluruh bagian tubuh bekisar. Layaknya ayam dimandikan meski tidak basah kuyub.

Kesalahan yang sebenarnya tidak perlu terjadi membuat fatal. Sejak penjurian di partai final Laga Utama dinyatakan mulai sampai berakhirnya penjurian, Buyung sama sekali tak mengeluarkan suara. Malahan sesekali ía didis. Terlebih kondisi cuaca yang mendung membuat bekisar satu ini semakin asyik bermain dengan bulu tubuhnya yang basah.

“Pengalaman ini membuat saya semakin paham apa yang sebenarnya diinginkan Buyung sehingga untuk lomba berikutnya, saya semakin yakin bisa membawanya pada posisi yang Iebih baik dan terhormat,” tambah Edi Mujiono lagi.
jenis ayam bekisar,macam ayam bekisar,perawatan ayam bekisar,ayam bekisar jantan betinaKehadiran babon mengganggu
Perawatan bekisar - pegang peranan utama
Ketiga, kehadiran babon/betina bisa menjadi salah satu faktor ayam tidak mau bunyi. Malahan bekisar yang melihat babon langsung mengeluarkan suara petok-petok. Dari satu bekisar akhirnya seluruh bekisar yang dikerek ikut-ikut mengeluarkan suara yang sama. Akibatnya bekisar tadi males untuk bunyi karena mungkin sudah kelelahan.

Untuk itulah perlu adanya larangan bagi peserta yang mengibas-ngibaskan babon/betina di pinggir lapangan saat terjadinya penjurian. Sebab hal itu akan merugikan peserta lainnya.

Keempat, memanig mental bekisar yang kurang bagus. Ada beberapa bekisar yang selalu gagal membawa trophy kemenangan dalam setiap Iawatannya. Setiap kali dikerek, selalu enggan bunyi. Bahkan sang pemilik sampai mengkonteskannya beberapa kali, namun tetap saja tidak mau bunyi.

Jika hal itu terjadi, maka hal itu bukan kesalahan orang lain, tetapi sang perawat perlu menemukan satu setingan bagaimana mengkondisikan bekisar agar mau bunyi ketika di kerek di lapangan.

Begitu juga dengan bekisar yang tidak mampu menembus daftar kejuaraan sepuluh besar karena kurang maksimal. Bisa terjadi karena bekisar dalam kondisi ngurak. Ada kalanya mania memaksakan untuk tetap menurunkan bekisarnya meski sebenarnya tidak siap.

Dengan alasan ingin menghormati panitia dan tidak ada bekisar lain yang bisa dilombakan, mereka tetap saja nekat meski dia paham akibat yang akan ditimbulkan.

Ngurak pada ayam bekisar memang tidak bisa dicegah. Kita tidak mampu menyesuaikan jadwal kontes dengan bekisar yang harus siap.

Jika memang sudah saatnya ngurak, maka tidak ada alasan untuk ditunda agar bisa mengikuti kontes. Meski demikian tidak sedikit bekisar yang masih tetap mampu tampil berkat perawatan handal. Dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa melakukan hal demikian.

Artinya peran seorang perawat dalam mengorbitkan bekisar pada posisi tertinggi sangat besar. (Referensi: BnR)
readmore »»  

Tuesday, March 27, 2012

Indukan yang Bagus Untuk Ayam Bekisar

Kicau Nusantara Ayam Bekisar Banyak di cari oleh penggemar ayam cantik, berikut cara-cara memilih indukan ayam bekisar dari memelih ayam jantan dan ayam betina, mengapa harus memilih indukan yang bagus ??? Secara alamiah indukan ayam bekisar yang bagus akan menghasilkan anakan yang bagus pula, mari kita simak artikel di bawah ini . . .

Banyak tips untuk
memilih ayam hutan jantan dan juga ayam kampung sebagai indukan bekisar. Salah satu tips tersebut pernah dipaparkan di Majalah Trubus yang kemudian juga dibukukan dengan judul “Mencetak aneka bekisar”. Berikut ini antara lain tips tersebut.

Untuk menghasilkan bekisar yang bermutu bagus pilihlah pejantan berupa ayam hutan hijau yang sehat, tubuhnya besar dan bagus serta jenggernya tegak, berwarna cemerlang. Selain itu pejantan harus bersuara bagus dan rajin berkokok karena suara inilah yang menjadi daya tarik keturunannya nanti. Pejantan juga harus pemberani karena pada umumnya ayam hutan takut kepada ayam kampung. Untuk bisa dikawinkan, dipiloih ayam hutan jantan yang sudah berumur lebih dari dua tahun.

Ayam hutan hijau memiliki kombinasi warna bulu hitam, merah dan hijau mengkilat. Jenggernya tebal dan tegak berdiri. Pialnya hanya satu. Bentuk tubuhnya gagah dan bagus dengan pandangan mata tajam. Bila disilangkan dengan ayam kampung, sifat-sifat ini akan diturunkan ke anakannya.

Memilih induk betina
Secara umum, pilih ayam kampung betina sebagai indukan yang sehat, besarnya tidak melebihi ayam hutan jantan, berbulu tebal dan berjengger wilah (bergerigi). Pilih yang berumur lebih dari enam bulan, koteknya keras serta panjang.

Panduan kotek ayam betina seperti ini dengan kokok ayam hutan yang bagus akan menghasilkan bekisar yang bersuara bagus pula. Selain mewariskan bentuk jengger dan suara pada anak-anakannya, induk betina juga menentukan variasi warna bulu keturunannya.

Cara menghasilkan aneka bekisar
- Cara menghasilkan bekisar berbulu merah:
Pilih induk ayam jantan hijau dan jodohkan dengan betina warna merah, hitam merah atau kecoklatan. Indukan betina berbulu hitam bisa dihasilkan dengan menyilangkan jago cemani berbulu hitam yang bersuara bagus dengan cemani betina hitam berukuran kecil. Anak perkawinan itu disilangkan dengan ayam hutan hijau jantan.

- Cara menghasilkan bekisar berbulu putih:
H Ali Thamim, seorang pakar sekaligus penangkar bekisar di Jakarta, mengawinkan ayam kampung jantan dan betina yang sama-sama berbulu putih. Keturunannya (F1) dikawinkan dengan sesamanya (F1). Hasil perkawinan antara F1 ini (berupa F2) juga dikawinkan dengan sesamanya dan menghasilkan F3. Demikian seterusnya sampai F5. Setelah diperoleh F5 yang berbulu putih, lalu dikawinkan dengan ayam hutan hijau. Hasil perkawinan ini berupa bekisar berbulu putih mulus.

Bisa juga ayam hutan jantan yang berwarna hujau dikawinkan dengan ayam kampung berbulu putih tanpa melalui seleksi sampai F5. Namun bekisar yang dihasilkannya umumnya tidak putih mulus.

Bisa juga dengan mengawinkan ayam ras jantan yang berbulu putih dengan ayam kampung betina yang berwarna putih. Ayam ras jantan berbulu putih ini gen warna putihnya lebih kuat dibandingkan ayam kampung. Oleh karena itu warna putih akan diwarikan ke anak-anaknya. Keturunan pertama (F1) dikawinkan dengan sesama F1 sehingga diperoleh F2. Keturunan kedua (F2) yang berukuran kecil dan berwarna putih dikawinkan dengan ayam hutan jantan berwarna hijau. Perkawinan ini akan menghasilkan bekisar berwarna putih mulus.

Ada juga tips, bekisar putih bisa dihasilkan dengan mengawinkan betina ras berbulu putih dengan jantan kampung berbulu putih atau warna lainnya. Kemudian keturunannya yang berwarna putih mulus dikawainkan dengan ayam hutan jantan berwarna hijau.

- Cara menghasilkan bekisar berwarna bulu kuning, abu-abu, jali dan wido:
Untuk menghasilkan bekisar dengan warna tertentu yang kita inginkan, kita harus mencari betina indukan yang berwarna yang kita inginkan. Sedangkan untuk mendapatkan bekisar wido bisa diperoleh dengan mengawinkan jago kampung berbulu putih hingga diperoleh F1. Keturunan pertama ini dikawinkan dengan sesamanya sehingga diperoleh F2. Keturunan kedua ini dikawinkan dengan ayam hutan hijau jantan. Hasilnya berupa bekisar berbulu wido, merah dan blorok.

Bekisar wido bisa juga diperoleh dari ayam betina berbulu wido atau hitam yang di leher dan sayapnya mempunyai sedikit warna keperakan. (*) source agroburung.com

Semoga dengan adanya artikel di atas akan menambah wawasan rekan kicau Nusantara tentang memilih indukan ayam bekisar dan semoga bermanfaat

Other Post Kicau Nusantara :
readmore »»  

Wednesday, August 17, 2011

Fowl (Gallus Gallus domesticus)

Fowl (Gallus Gallus domesticus) is usually maintained the poultry to be used for living purposes pemeliharanya. Pet chickens (hereinafter abbreviated as "chicken" only) is a direct descendant of one of the subspecies known as the partridge red jungle fowl (Gallus Gallus) or chicken bangkiwa (bankiva fowl). Interracial intercross chickens has resulted in hundreds of superior strains or pure lines with various functions, the most common are chicken pieces (to cut) and laying hens (for eggs retrieved). Normal chicken can also be married cross with close relatives, the green jungle fowl, which produces a male sterile hybrid known as chicken bekisar.

With a population of over 24 billion in 2003, Firefly's Bird Encyclopaedia says there are more chickens in the world than any other bird. Chicken supplies the two sources of protein in food: chicken meat and eggs.

fowl,anak ayam, chicken, makanan ayam

Biology and habitat

Domesticated fowl originated from red jungle fowl (chicken bangkiwa, Gallus Gallus) living in India. However, molecular testing indicates the possibility of donation germplasm from G. sonneratii, because the red jungle fowl does not have yellow skin trait that became a feature of pet chickens.
Chickens showed morphological differences between the two types of sex (sexual dimorphism). Roosters (champion, rooster) is more attractive, larger in size, has a long spur, berjengger greater, and a long flowing tail feathers. Hen (hen, hen) is relatively small, small, short spur or barely visible, small berjengger, and short tail feathers. System is regulated by sex hormones. In the event of disturbances in the physiology of body functions, hens can change sex to male because adult chicken still has ovotestis on dormant and can be active at any time.As pets, chickens are able to follow where humans carry. These animals are very adaptive and can be said to live anywhere, as long as the available food for him. As most pet chickens have lost the ability to fly well, they spend less time on the ground or sometimes in trees.Small-sized chicken occasionally preyed upon by birds of prey, like eagles.
readmore »»  

Thursday, June 30, 2011

In Greco-Roman mythology the Peacock

In Greco-Roman mythology the Peacock is identified with the goddess Hera (Juno). The eyes upon the peacock's tail comes from Argus whose hundred eyes were placed upon the peacock's feathers by the goddess in memory of his role as the guard of Io, a lover of Zeus that Hera had punished. The eyes are said to symbolize the vault of heaven and the "eyes" of the stars.
In Hinduism, the Peacock is associated with Saraswati, a deity representing benevolence, patience, kindness, compassion and knowledge. Similar to Saraswati, the Peacock is associated with Kwan-yin in Asian spirituality. Kwan-yin (or Quan Yin) is also an emblem of love, compassionate watchfulness, good-will, nurturing, and kind-heartedness. Legend tells us she chose to remain a mortal even though she could be immortal because she wished to stay behind and aid humanity in their spiritual evolution.
In Babylonia and Persia the Peacock is seen as a guardian to royalty, and is often seen in engravings upon the thrones of royalty.



Indian Peacock plumage
In Christianity, the peacock is an ancient symbol of eternal life.[3] The Peacock symbolism represents the "all-seeing" church, along with the holiness and sanctity associated with it. Additionally, the Peacock represents resurrection, renewal and immortality within the spiritual teachings of Christianity. Themes of renewal are also linked to alchemical traditions to, as many schools of thought compare the resurrecting phoenix to the modern-day Peacock.


Melak Ta’us, the Yazidi Peacock Angel
Melek Taus (ملك طاووس - Kurdish Tawûsê Melek), the Peacock Angel, is the Yazidi name for the central figure of their faith. The Yazidi consider Tawûsê Melek an emanation of God and a benevolent angel who has redeemed himself from his fall and has become a demiurge who created the cosmos from the Cosmic egg. After he repented, he wept for 7,000 years, his tears filling seven jars, which then quenched the fires of hell. In art and sculpture, Tawûsê Melek is depicted as a peacock. However, peacocks are not native to the lands where Tawûsê Melek is worshipped.
In 1956, John J. Graham created an abstraction of an eleven-feathered peacock logo for American broadcaster NBC. This brightly hued peacock was adopted due to the increase in color programming. NBC's first color broadcasts showed only a still frame of the colorful peacock. The emblem made its first on-air appearance on May 22, 1956.[4] The current version of the logo debuted in 1986 and has six feathers (yellow, orange, red, purple, blue, green).
A stylized peacock in full display is the logo for the Pakistan Television Corporation.
readmore »»  

ENDEMIC BIRDS OF BORNEO

ENDEMIC BIRDS OF BORNEO


The Crested Fireback, Lophura ignita, is a medium-sized, up to 70 cm long, forest pheasant with a peacock-like dark crest, bluish black plumage, reddish brown rump, black outer tail feathers, red iris and bare blue facial skin. The female is a brown bird with short crest, blue facial skin and spotted black-and-white below.
The Crested Fireback is found in lowland forests of the Thai-Malay Peninsula, Borneo and Sumatra. There are four subspecies of the Crested Fireback. Males of the subspecies from Borneo and Bangka Island, L. i ignita (Lesser Bornean Crested Fireback) and L. i. nobilis (Greater Bornean Crested Fireback), have brown central tail feathers, whitish legs and are rufous below. The male Vieillot's Crested Fireback, L. i. rufa, of the Thai-Malay Peninsula and most of Sumatra has white central tail feathers, red legs and bluish black streaked white below. The final subspecies, Delacour's Crested Fireback, L. i. macartneyi, is found in south-eastern Sumatra and the male has white to the tail, whitish legs and a variable amount of rufous below. The female of L. i ignita and L. i. nobilis have a dark, blackish tail and whitish legs, while female of L. i.a rufa has a chestnut brown tail and red legs.
The diet consists mainly of plants, fruits and small animals. The female usually lays between four to eight creamy white eggs.
Due to ongoing habitat loss and overhunting in some areas, the Crested Fireback is evaluated as Near Threatened on the IUCN Red List of Threatened Species. It is listed on Appendix III of CITES in Malaysia.
readmore »»  

white silkie chickens

It is unknown exactly where or when fowl with their singular combination of attributes first appeared, but the most well documented point of origin is China. Other places in Southeast Asia have been named as possibilities, such as India and Java. The earliest surviving written account of Silkies comes from Marco Polo, who wrote of a furry chicken in the 13th century, during his travels in Asia. In 1599, Ulisse Aldrovandi, a writer and naturalist at the University of Bologna, Italy, published a comprehensive treatise on chickens which is still read and admired today. In it, he spoke on "wool-bearing chickens" and ones "clothed with hair like that of a black cat".
A black Silkie hen and her chick. The breed is renowned for its broodiness and mothering abilities
Silkies most likely made their way to the West via the Silk Route and maritime trade. The breed was recognized officially in the North America via acceptance in to the Standard of Perfection in 1874 (the first year of publication).Once Silkies became more common in the West, many myths were perpetuated about them. Early Dutch breeders told buyers they were the offspring of chickens and rabbits, while sideshows promoted them as having actual mammalian fur.
In the 21st century, Silkies are one of the most popular and ubiquitous ornamental breeds of chicken. They are often kept as ornamental or pet chickens by backyard keepers and in zoos, and are also often used to incubate and raise the offspring of other poultry (including waterfowl like ducks and geese) and game birds such as quail and pheasants.


The Silkie (sometimes incorrectly spelled Silky) is a breed of chicken named for its atypically fluffy plumage, which is said to feel like silk. The breed has several other unusual qualities, such as dark blue flesh and bones, blue earlobes, and five toes on each foot (most chickens only have four). They are often exhibited in poultry shows, and come in several colors (red, buff, blue, black, white, and partridge).
In addition to their distinctive physical characteristics, Silkies are well known for their calm, friendly temperament. Among the most docile of poultry, Silkies are considered an ideal pet. Hens are also exceptionally broody, and make good mothers. Though they are fair layers themselves, only laying about three eggs a week, they are commonly used to hatch eggs from other breeds and bird species.

Silkies most likely originated in China, but Southeast Asia is also sometimes proposed. The first written account of the breed comes from Marco Polo, who mentioned chickens with fur-like plumage in his Asian travelogues in the 13th century. The Renaissance author Ulisse Aldrovandi also spoke of chickens akin to Silkies. Today, the breed is recognized for exhibition, and is fairly common in the poultry world.
readmore »»  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright (c) 2010 Info dan Tips Perawatan Burung. Design by WPThemes Expert

Themes By Buy My Themes And TM Web Design.